Rabu, 20 Mei 2015

Eka Tjipta Widjaja sebagai Inspirasi



Eka Tjipta Widjaja ialah seorang pengusaha dan pebisnis paling sukses di Indonesia. Dia adalah pengendali Grup Sinarmas yang memiliki kekayaan US$ 4 miliar atau sekitar Rp 36 triliun. Eka Tjipta adalah salah satu pengusaha yang besar di jaman Orde Baru, sempat meredup saat krisis dan sekarang bangkit kembali. Di jajaran orang kaya dunia versi majalah Forbes 2010, Eka Tjipta tidak masuk daftar tujuh wakil Indonesia. Namun, namanya masuk dalam jajaran orang kaya Indonesia versi majalah Globe Asia 2010.
Usaha Grup Sinar Mas menggurita dari bubur kertas hingga ke perkebunan. Eka Tjipta mengendalikan usahanya melalui empat grup, yaitu Asia Pulp & Paper Group, PT Sinar Mas Multi Artha Tbk, Asia Food & Properties Limited, dan PT Smart Tbk. Selain itu, Eka Tjipta juga memiliki yayasan sosial, Eka Tjipta Foundation.

Eka Tjipta dilahirkan dari keluarga miskin di Coan Ciu, Hokian, pada 3 Oktober 1923. Pada 1931 dia migrasi ke Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam wawancara dengan tim Eka Tjipta Foundation, dia mengaku hidup dari keluarga susah. Setiap hari hanya bisa makam bubur dan ubi. "Karena keadaan yang sulit ini, saya tidak bisa menyelesaikan pendidikan sekolah dasar," katanya.

Dia mengaku harus membantu ayahnya berdagang kelontong. Sejak usia sembilan tahun, berbekal sepeda dan barang eceran dari toko milik ayahnya, ia menjual barang-barang makanan dari pintu ke pintu. Beberapa tahun kemudian, Eka Tjipta mengatakan, saudaranya menawarkan bantuan menyelesaikan sekolahnya. Tetapi saat itu tentara Jepang mulai masuk dan menjajah Indonesia. Karena itu, dia masih belum bisa meneruskan pendidikan. Sampai umur 12, Eka Tjipta baru bisa mulai meneruskan kembali pendidikan sekolah dasarnya.

"Boleh dibilang bahwa modal saya saat itu hanya ijazah SD, saya tidak punya uang untuk modal dagang," katanya. Pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan, saat itu masih banyak jalan-jalan yang sulit dilewati sepeda. "Jadi tidak jarang saya terpaksa memikul sepeda," katanya. Ia juga mengaku berbagai pekerjaan pernak dilakoni, termasuk kerja non-stop selama 26 jam tanpa tidur. "Tapi menurut saya kesulitan apa pun yang kita hadapi, asal kita punya keinginan untuk berjuang, pasti semua bisa diatasi," katanya.

Kini Eka Tjipta telah menjadi taipan sukses yang memiliki lebih dari 200 perusahaan dengan ratusan ribu karyawan. Menurut dia, bila satu orang menanggung beban hidup satu keluarga dengan tiga anggota lain, 1 juta lebih penduduk bergantung kepada Sinar Mas. “Angka ini relatif kecil dibandingkan total keseluruhan penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta jiwa," katanya. Bahkan, kata dia, sepuluh perusahaan seperti Sinar Mas pun belum cukup untuk menghidupi penduduk Indonesia. "Kita semua harus saling giat dan saling membantu untuk memecahkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lainnya,"
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar